Blogroll

Free Apple TM ani Cursors at www.totallyfreecursors.com

Selasa, 27 Maret 2012

PEMIMPIN ADALAH KUNCI PERBAIKAN


Kepemimpinan Kunci Perbaikan Bangsa



Rusaknya kondisi bangsa hanya dapat diperbaiki dengan kepemimpinan bangsa yang kuat. Masyarakat yang masih menganut kuat tradisi dan berada dalam kondisi transisi hanya dapat diarahkan oleh pemimpin yang transformatif dan visioner.

Demikian diungkapkan Sukardi Rinakit dan Adhie M Massardi saat meluncurkan buku mereka, Restorasi Indonesia, di Jakarta, Senin (5/5). Peluncuran buku itu juga ditandai dengan peresmian Informal Leaders’ Gathering (ILG) sebagai organisasi yang menghimpun berbagai pemimpin bangsa dari berbagai bidang dan kalangan untuk membantu mencari solusi atas berbagai persoalan bangsa.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua DPR Agung Laksono, Wakil Ketua MPR AM Fatwa, Wakil Ketua MPR Mooryati Soedibyo, dan fungsionaris Partai Golkar Yasril Ananta Baharuddin. Selain itu, hadir mantan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, mantan fungsionaris PDI-P M Dimyati Hartono, mantan Kelapa Staf TNI AD Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu, dan mantan Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakri.

Sementara dari kelompok ekonom, hadir mantan Kepala Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan HS Dillon, Ketua Komite Bangkit Indonesia Rizal Ramli, dan peneliti Advisory Group in Economics, Industry, and Trade Henri Saparini.

Adhie menambahkan, dalam kondisi masyarakat berkembang seperti Indonesia, kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang transformatif. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang berani tampil membela rakyatnya. Masyarakat yang masih bersifat feodalistis membutuhkan kepemimpinan yang tangguh, bukan sistem.

”Justru pemimpin yang baik yang akan mampu menciptakan sistem,” katanya.

Menurut Sukardi, siapa pun yang menjadi Presiden Indonesia akan sangat sulit untuk menata bangsa selama tidak ada cetak biru dan arah pembangunan bangsa yang jelas. Indonesia masih sibuk dengan berbagai persoalan domestik. Padahal, negara-negara lain sudah bertarung dalam persaingan global.

”Jika Indonesia tidak segera tanggap membangun semangat kebangsaannya, Indonesia tidak akan menjadi negara apa-apa,” ujarnya.

Sementara itu, anggota Dewan Pakar ILG, M Dimyati Hartono, mengatakan, restorasi Indonesia tidak akan berhasil tanpa konsep kebangsaan yang jelas yang tertuang dalam konstitusi negara. Perubahan konstitusi tidak perlu ditabukan. Namun, perubahan konstitusi harus dilakukan dengan menginduk kepada falsafah dan ideologi bangsa.

Dari kacamata ekonomi, HS Dillon menilai keterpurukan bangsa terjadi akibat para elitenya hanya sibuk dengan kepentingan diri mereka sendiri. Mereka justru lupa dengan nasib rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepadanya.

”Dalam berbagai krisis yang terjadi saat ini, pemerintah justru tidak membantu rakyat dan membiarkan rakyat mencari jalan penyelesaian sendiri,” katanya.

Sementara itu, Ketua ILG Yasril Ananta Baharuddin membantah bahwa ILG akan menjadi lembaga oposisi pemerintah. ILG dibentuk sebagai forum komunikasi para pemimpin bangsa, baik dari pemerintahan maupun lembaga swadaya masyarakat atau dari kalangan sipil dan militer.


0 komentar:

Posting Komentar

Pages